Terbuka, antusiastik, sederhana, bersahaja dan penuh rasa ketertarikan. Begitu saya memberikan diskripsi buat Roya Rohamani, Duta Besar Afghanistan. Satu dari empat duta besar yang saat ini diangkat oleh presiden. Memilih Indonesia bukan sesuatu tanpa maksud. Roya ingin sekali membangun persahabatan dua negara ini lebih dalam. Yang menarik dari Roya adalah sejarahnya dalam membela isu perempuan.
Perjumpaannya dengan Zainah Anwar dan Rosana dari Sister in Islam, dalam sebuah training hak-hak perempuan dalam Islam, membuka jalan Roya untuk terus menyuarakan kesetaraan gender di negaranya. Kini, Roya mengemban mandat mulia dari negaranya untuk menjadi duta besar di Indonesia. Sebagai bagian dari gerakan perempuan, kami sangat bangga dan ingin menyambut kemenangan kecil ini dengan mengundang Roya dalam acara kumpul-kumpul beberapa aktifis perempuan yang bekerja di isu pendidikan islam dan pemberdayaan ekonomi.
Acara workshop kecil yang diselenggarakan pada tanggal 13 Agustus 2016 dihadiri oleh kurang lebih 15 aktifis diantaranya adalah Kamala Chandrakirana, Rosana, Zaenah Anwar, Nani Zulminarni, Yuni Chuzaifah, Nina Urmila, Faqihudin, Nur Rofiah, Mia, Helga, Ruby Khalifah, Eridhani, Elen, dan bebreapa kawan lainnya. Pertemuan yang diselenggarakan di Co-Working Space KeKini di Cikini, terkesan sangat informal dan penuh keterbukaan. Ini karena Roya sendiri sebagai duta besar menempatkan dirinya sebagai orang yang terbuka dan sederhana.
Saya sendiri mewakili lembaga, AMAN Indonesia untuk berbagi tentang pengalaman AMAN Indonesia dalam upaya memperkuat leadership perempuan dan upaya untuk mempengaruhi wacana di media sosial untuk mereklaim terminologi seperti 'syariah" atau halal karena selama ini terma ini sering diakui sebagai terma milik kelompok sebelah.
Pada pembukaan Roya memberikan paparan tentagn kondisi Afghanistan dan perkembanga ekonomi yang sedang terjadi di negeri ini. Roya cukup terkejut karena tidak banyak ditemui di pasaran, barang-barang terbaik Afghanistan misalnya Karpet, Dried Fruit, dan buah-buah. Roya berjanji akan mempermudah proses membangun jembatan ekonomi dengan Afghanistan.
Selain ekonomi, Roya juga ingin sekali menjadi jembatan untuk sebuah studi pertukaran antara Indonesia dan Afghanistan. Dari presentasi beberapa pegiata pendidikan Islam dan pengorganisasian perempuan dan pemberdayaan perempuan. Roya memberikan lampu hijau untuk melakukan beberapa studi exchange yaitu:
1. Exchange jurnalis ke Afghanistan untuk membuat sebuah liputan dan juga sekaligus mempromosikan kedua negara.
2. Membrikan beasiswa bagi anak-anak AFghanistan untuk belajar di Pesantren modern di Indonesia
3. Dialog perempuan muslim di Afghanistan dan Indonesia, khususnya perkembangan HAM Perempuan dan Islam di Indonesia.
4. Translation referensi-referensi Keislaman yang terbuka dalam bahasa Inggris
Setelah sesi diskusi, kita diundang makan malam di tempat kediaman Duta Besar Roya untuk mencicipi hidangan Afghanistan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar